Kunjungan Ke Museum Bahari,Mengintip Serunya Kopdar Member IP Batam di Bintan

by - 19.24


Sebuah catatan oleh Monique Firsty*

Alhamdulillah Ahad, 14 April 2019, rumbel area Bintan berkunjung ke Museum Bahari Bintan. Museum ini terletak di Jalan Pantai Trikora Kilometer 36, Desa Teluk Bakau, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Sekitar 15 anak beserta ayah bunda turut serta dalam kegiatan ini. Acara dimulai dengan tur keliling museum. Sayang tidak ada tour guide yang mendampingi kami menjelajah ke setiap sudut ruangannya. Jadilah kami mengeksplorasi dengan membaca informasi yang terletak di sudut kotak display koleksi museum ini. 

Museum dengan bentuk unik ini ternyata menyimpan sejumlah arca dan piring pecah belah dari pengangkatan harta karun bawah laut Kabupaten Bintan, peninggalan sejarah dari Dinasti Ming kerajaan China di masa lalu. 


Selain itu, di lantai 1 gedung ini juga memajang beberapa koleksi alat tangkap laut yang digunakan oleh masyarakat asli Kepulauan Riau zaman dulu. Apakah itu? Ada miniatur alat tangkap ikan bubu, jaring, pukat dan bento, perahu-perahu serta berbagai jenis binatang laut hasil tangkapan yang telah diawetkan.


Museum dengan arsitektur bangunan menyerupai kapal laut besar ini merupakan museum pertama dan satu-satunya di Bintan. Tak ayal museum ini yang dijadikan sebagai tempat penyimpanan sejumlah benda purba hasil pengangkatan harta karun bawah laut di Kabupaten Bintan tersebut. Museum dua lantai ini juga menyimpan 42 miniatur perahu-perahu yang memiliki nilai sejarah dan estetika yang sangat menarik. Museum ini dapat dijadikan sebagai tempat edukasi bagi anak-anak dalam mempelajari sejarah laut di Kepulauan Riau, mengenal kehidupan suku laut atau orang laut. Orang laut merupakan suku nomaden yang dulunya hidup di perahu (di atas laut) namun sekarang sudah menetap sebagai komunitas-komunitas kecil di kepulauan Riau seperti Mantang, Tambus, Mapor atau yang terdekat di desa Berakit, Bintan Utara. Di lantai dua kita bisa mempelajari sejarah orang laut secara lengkap dan melihat sebuah sampan kajang asli milik warga suku laut.


Sayangnya, museum edukatif ini justru sepi pengunjung lokal dan lebih sering dikunjungi wisatawan luar seperti wisatawan dari Singapura, Cina atau bahkan dari Perancis 🙄 Faktor lokasi mungkin menjadi salah satu penyebabnya karena letak museum ini kurang strategis dan minim publikasi. Padahal jika punya kesempatan untuk berkunjung kesini banyak wawasan yang dapat kita peroleh secara cuma-cuma. 

Setelah puas melihat koleksi museum, anak-anak bersemangat untuk main ke bagian belakang gedung museum yang berbatasan langsung dengan bibir pantai. Di sana terdapat bekas mobil pemadam kebaran yang sudah tua namun masih bisa diamati oleh mereka. Namanya anak-anak apapun bisa dijadikan bahan untuk bermain dan belajar 😊

Jadi, buat teman-teman yang ingin mengetahui kekayaan laut dan kehidupan masyarakat zaman dulu beserta sejumlah benda sejarah, binatang bawah laut, jom datang dan berkunjung ke Museum Bahari Bintan. Museum ini bisa menjadi salah satu tempat edukasi mengenai betapa indahnya seni dan kaya laut negeri kita. 

Meskipun cuaca tak menentu, sempat hujan dan reda tetapi tak menyurutkan anak-anak untuk melanjutkan perjalanan menuju pantai trikora III. Mereka sudah tidak sabar untuk menjelajah dan menyisir pantai. Sebelum memulai penjelajahan, anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari dua anak dan tiga anak. Setelah berbaris dan saling mengenal anggota kelompoknya, anak-anak dipersilahkan untuk menjelajah dan menemukan sesuatu sesuai clue yang diberikan. Misalnya mencari tiga kerang dengan bentuk yang berbeda atau sesuatu yang terbuat dari kayu. Anak-anak sangat _excited_ dengan hasil buruan yang mereka dapat. Hampir satu jam berlalu dan mereka enggan untuk beranjak dari tepi laut. 


Dengan kegiatan ini anak-anak bisa saling berinteraksi, belajar bersama, saling berbagi dan mengisi. Para ayah yang biasanya tidak bisa full mendampingi anak-anaknya hari ini dengan sukacita dapat menemani mereka berkegiatan. Kira-kira para ayah menemukan hal baru apa ya tentang anak-anak mereka hari ini? InsyaAllah akan bertambah pula bonding antar anggota keluarga ❤️Ada bonusnya lagi dong, selesai playdate anak-anak bisa free play di sekitar pantai yang airnya jernih ini. Ada yang kejar-kejaran, lempar tangkap, bebikinan dari pasir sampai berenang dan memanjat batu-batuan. Seru kan!

Apa kabar emaknya? We time, minum es kelapa dan ngemil sambil ngobrol-ngobrol seputar anak plus bincang santai tentang program rumbel selanjutnya.
Alhamdulillah, anak girang emak pun kenyang. So mommies.. keep in touch ya untuk program rumbel berikutnya 😘



 *Monique Firsty adalah pengurus IP Batam yang bertanggung jawab sebagai ketua rumbel area Bintan

You May Also Like

0 komentar